Cerpen Kehidupan : Mama tetaplah disampingku

7 comments

Mama tetaplah disampingku

Penulis : Abdul Rouf

Mama tetaplah disampingku
Mama tetaplah disampingku
Kecerian dan kebahagian selalu hadir menemani setiap kesempatan yang mereka jalani. Seorang gadis kecil dan ibunya, merupakan seorang ibu dan anak yang saling menyayangi dan mencintai. Mereka hidup memang hanya berdua. Karena 2 tahun silam, seorang lelaki yang memimpin dalam rumah tangga telah meninggalkan mereka,bukan karena meninggalkan mereka untuk membina rumah tangga baru dengan orang lain melainkan karena penyakit yang dideritanya yang tidak bisa lagi terobati, sehingga harus meninggal mereka.

Meskipun mereka hidup berdua, namun mereka memiliki sanak family yang sangat peduli dengan mereka. Terkadang setiap weekend, sanak familynnya datang dan main kerumah mereka. Senyum bahagia dan kecerian selalu menghiasi hari-hari mereka. Seakan luka bekas ditinggal sosok imam dalam rumah tangga sudah tidak lagi ada didalam hati mereka berdua.

Sang ibu memiliki pekerjaan sebagai sekertaris disebuah perusahaan, jadi secara perekonomian, sudah lebih dari cukup. Dan si anak menjalani kegiatannya seperti anak-anak lain pada umumnya. Ia juga mengikuti latihan menyanyi, memang gadis kecil ini sangat menyukai dunia tarik suara.

Setiap kali mereka berdua selesai melakukan kegiatannya masing-masing, ketika pulang kerumah sudah menjadi hal pasti mereka menghabiskan waktu sebaik-baiknya bersama. Bercanda bersama, main bersama, tidur bersama, seakan-akan jangan sampai ada waktu  yang terlewatkan sekecil apapun.

Namun suatu ketika, sang ibu setelah pulang dari kantornya, ia merasakan sakit yang sungguh luar biasa dibagian kepalanya. Namun sang ibu menganggapnya mungkin hanya sakit pusing biasa, sehingga sang ibu merasa tidak perlu pergi kedokter dan akhirnya hanya meminum obat yang dibelinya dari warung sebelah ruamahnya. Ketika anak tercintanya pulang dari les menyanyi, seperti biasa ibunya selalu menyambutnya dengan rasa gembira, seakan tidak terjadi apa-apa pada dirinya. Ia akan menghilangkan perasaan apapun itu, agar anaknya tidak tahu apa yang dialami sang ibu.

Setelah beberapa hari sakit yang ada dikepalanya tak kunjung mereda, akhirnya sang ibu meminta bantuan kakaknya untuk mengantarkan kerumah sakit, untuk memeriksakan keluhan sakitnya. Hal itu dilakukan ketika gadis kecil sedang sekolah, karena tidak ingin anaknya tau apa yang terjadi. Setelah menunggu hasil pemeriksaan dirumah sakit, dengan perasaan sang ibu yang biasa saja, karena ia masih menganggap bahwa penyakitnya hanya penyakit pusing biasa. Setelah dibuka dan membacanya bersasma kakaknya, jauh dari perkiraan mereka, dengan terkejut seperti merasakan suatu cobaan besar datang menghampiri, dalam surat keterangan dari dokter tersebut menyatakan bahwa sang ibu telah menderita penykit kanker otak. Dengan perasaan masih tidak percaya sang ibu dan kakanya duduk lemas terdiam dikursi, seakan-akan itu mimpi. Ia memang penyakit kanker merupakan salah satu penyakit ganas mematikan didunia. Terlihat wajah kepasrahan sang ibu mendengar penyakit yang deritanya.

Setelah pemeriksaan tersebut, sang ibu menghubungi sanak familynya untuk tidak memberi tahukan kabar tentang penyakitnya kepada sang anak yang sangat dicintainya. Karena ia tidak ingin sang anak sedih. Sehingga ia dan sanak familynya merahasiakan semuanya terhadap sang anak. Hingga sampai sekitar 3 bulan dari hari permeriksaan tersebut sang ibu masih memberikan senyuman kecerian kebagiaan bersama anak tercintanya, dengan melakukan kegiatan yang sering mereka lakukan yaitu bermain berama, bercanda bersama. Seakan akan tidak terjadi apa-apa dalam dirinya. Sungguh ibu yang luar biasa.

Saat setelah 6 bulan, sang ibu kembali merasakan sakit yang seakan tidak bisa ditahan lagi, sehingga ia menelfon kepada kakanya. Setelah mengobrol beberapa saat tenteng apa yang dirasakannya, ternyata sang anak berada disampinnya dan mendengarkan pembicaraan mereka. Sang anak meneteskan air mata. Sambil berkata “mama akan bermain bersama ku lagi?”, ibunya hanya tersenyum dan menjawab “pasti,nak”.

Perawatan mulai intensif dilakukan, dengan harapan penyakit yang dideritanya bisa sembuh. Sampai akhirnya pada suatu saat keluarga besarnya dan juga anaknya, dikumpulan, dengan perasaan bingung sang anak bertanya kepada ibunya “kenapa mereka kesini semua mama, apa kah ada yang ulang tahun hari ini?” dengan polosnya. Pada kesempatan tersebut sang ibu berpesan kepada sanak family untuk menitipkan anaknya, karena ia merasa dirinya tidak sanggup lagi menahan penyakitnya. Kembali dengan polosnya sang anak menanyakan “mama mau kemana?” sambil meneteskan air mata.

Hari-hari semakin cepat berlalu, penyakit yang diderita sang ibu semakin parah. Setiap hari sang anak selalu menemani ibunya tidur ditempat tidur rumah sakit, dengan pelukan hangat sang anak ketika akan tidur selalu memeluk ibunya dan selalu terucap dalam bibir kecilnya “mama akan selalu tidur disampingku kan?”,sang ibu tidak bisa menjawab,hanya air mata yang keluar dari matanya. Membayangkan jika memang dirinya tidak sanggup lagi bertahan, maka ia tidak lagi bisa bercanda dengan anaknya.

Hingga pada suatu ketika, dipagi hari. Sang anak bangun dari tidurnya, tidak seperti biasanya sang anak bangun lebih dulu dibandingkan ibunya. Sang anak hanya memandangi ibunya yang masih dalam keadaan tertidur pulas, dalam benak sang anak, ibunya memang benar-benar masih lelah sehingga ia menganggap ibunya benar-benar masih tertidur. Beberapa menit berlalu, gadis kecil itu masih dalam keadaan sama yaitu memandangi sang ibu. Kemudian sang anak mulai mencoba membangunkan sang ibu, “selamat pagi mama”, “mama pulas sekali tidurnya”,”mama bangun,nanti aku buatin susu”,,,berulang kali sang anak melontarkan perkataan serupa, dengan maksud agar ibunya mendengar dan bangun. Tetapi setelah berualang kali, tetap saja sang ibu tidak menunjukkan reksinya. Dengan keadaan polos dan bingung si anak, hanya bisa terdiam dan meneteskan air mata sambil berharap kalau ibunya sebentar lagi akan bangun.

Setelah sekitar satu jam berlalu, akhirnya tim dokter datang ke ruangan. Seperti biasanya setiap pagi tim dokter selalu mengecek kondisi sang ibu. Setelah dilakukan pengecekan. Memang benar ternyata sang ibu sudah tidak bisa tertolong lagi, melihat kepanikan tim dokter yang mondar-mandir untuk melakukan pertolongan kepada sang ibu, si anak menangis, secara perlahan penuh perhatian sang bibi menjelaskan kalau sang ibu sudah tidak bisa disampingnya lagi untuk menemaninya tidur. Untuk yang terakhir dengan meneteskan air mata, sang anak memeluk sang ibu, sembari berucap “mama tetaplah disampingku”, mendengar perkataan dari sang kecil, tim dokter dan sanak family yang ada ditempatpun ikut meneteskan air mata.

Pesan moral : 

memang begitulah sosok seorang ibu, akan melakukan apapun supaya anak-anak yang dicintai bisa tersenyum, entah dalam kondisi yang tidak mendukung misalnya terkena penyakit parah, tapi sosok sang ibu masih bisa memberikan senyuman buat anak-anaknya.

Kita saat ini masih diberikan kesehatan, diberikan keluarga yang utuh, tanpa ada yang berkurang, maka manfaatkanlah kesempatan itu untuk melakukan yang terbaik untuk ibu kita. Jangan menjadi anak yang selalu meyusahkan ibu, karena kita akan tersadar sangat kehilangan sang ibu jika ibu kita sudah meninggalkan kita. Disaat itu penyesalan sudah tidak ada gunanya lagi. Baik sahabat mococerpen semoga artikel diatas yang berjudul Mama Tetaplah Disampingku bisa menjadi pelajaran yang berharga bagi kita, untuk lebih menghargai lagi sosok seorang mama. Terima kasih telah membaca artikel ini semoga bermanfaat. Amiiinnnnnnnnn.................


--------------------*****--------------------







Jangan lupa sukai fanspage Facebook Moco Cerpen dan follow twitter @MC_MocoCerpen ya Sahabat. Bagikan Artikel :

7 komentar

waah keren gan artikelnya, , nice share gan

ok,terima kasih,gan,,,,sukai halaman facepage facebooknya juga ya gan.. :-D

iyaa nih, kalau membicarakan tentang ibu, hati jadi bergetar...hehee

thats make me always love my momy...:')

selagi masih punya ibu, memang harus kita sayangi gan...

Itu buatan agan sendiri ya?